Beranda | Artikel
Ternyata 3 Ini yang Ditimbang di Hari kiamat
Senin, 18 Desember 2017

Ternyata 3 Ini yang Ditimbang di Hari kiamat

Tadz, apa aja yg akan ditimbang d hari kiamat, amalnya atau buku catatan amalnya…? makasih

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Mizan di hari Kiamat adalah sesuatu yang hakiki dan benar-benar ada. Hanya Allah Ta’ala yang mengetahui seberapa besar ukurannya. Seandainya langit dan bumi diletakkan dalam daun timbangannya, niscaya mizan tersebut akan tetap longgar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُوْضَعُ الْمِيْزَانُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَلَوْ وُزِنَ فِيْهِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ لَوَسِعَتْ، فَتَقُوْلُ الْمَلاَئِكَةُ: يَا رَبِّ! لِمَنْ يَزِنُ هَذَا؟ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: لِمَنْ شِئْتُ مِنْ خَلْقِيْ، فَتَقُوْلُ الْمَلاَئِكَةُ: سُبْحَانَكَ مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ.

“Pada hari Kiamat, mizan akan ditegakkan. Andaikan ia digunakan untuk menimbang langit dan bumi, niscaya ia akan tetap lapang. Maka Malaikat pun berkata, “Wahai Rabb-ku, untuk siapa timbangan ini?” Allah berfirman: “Untuk siapa saja dari hamba-hamba-Ku.” Maka Malaikat berkata, “Maha suci Engkau, tidaklah kami dapat beribadah kepada-Mu dengan sebenar-benarnya.” (HR. Hakim dan dishahihkan al-Albani).

Mizan sangat akurat dalam menimbang, tidak lebih dan tidak kurang sedikitpun. Mizan diatur oleh Dzat yang Maha Adil. Allah Ta’ala berfirman:

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ

“Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawipun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya’: 47)

Apa yang Ditimbang Di hari Kiamat?

Para ulama berbeda pendapat mengenai apa yang ditimbang kelak di hari kiamat. Setidaknya ada 3 pendapat dalam hal ini,

Pertama, yang akan ditimbang kelak di hari kiamat adalah amal. Kelak di hari kiamat amal para hamba akan dijadikan sesuatu yang berwujud, lalu diletakkan di atas daun timbangan. Baik amal baik maupun amal maksiat.

Diantara dalilnya

[1] Hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى اَلرَّحْمَنِ, خَفِيفَتَانِ عَلَى اَللِّسَانِ, ثَقِيلَتَانِ فِي اَلْمِيزَانِ, سُبْحَانَ اَللَّهِ وَبِحَمْدِهِ , سُبْحَانَ اَللَّهِ اَلْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang yang dicintai Allah ar-Rahman, ringan di lisan dan berat di timbangan, yaitu Subhaanallahi wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (artinya: “Maha Suci Allah sambil memuji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (HR. Bukhari 6406 dan Muslim 2694)

[2] Hadis dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ

Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika diletakkan di mizan, melebihi akhlak yang mulia. (HR. Turmudzi 2003, Ibnu Hibban 481 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Dan Allah kuasa untuk menciptakan amal yang sifatnya abstrak menjadi sesuatu yang berwujud (konkrit).

Pendapat ini dinilai lebih kuat oleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani. Beliau mengatakan,

والصحيح أن الأعمال هي التي توزن

Yang benar, yang ditimbang kelak di hari kiamat adalah amal.

Kemudian beliau menyebutkan hadis Abu Darda di atas. (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 13/539).

Kedua, yang akan ditimbang di hari kiamat adalah fisik pelaku amal.

Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan bahwa badan para hamba akan ditimbang. Berat dan ringannya, tergantung dari kekuatan imannya. Berikut diantara dalilnya,

[1] Hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيْمُ السَّمِيْنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ

“Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.”  (HR. Bukhari 4729 dan Muslim 2785)

Kejadian ini seperti firman Allah di surat al-Kahfi,

فَلاَ نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا

“Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat.” (QS. al-Kahfi: 105)

[2] Hadis dari Ibnu Mas’ud

Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu adalah seorang sahabat betisnya kecil. Tatkala ia mengambil ranting pohon untuk siwak, tiba-tiba angin berhembus hingga menyingkap pakaiannya, sehingga terlihatlah kedua telapak kaki dan betisnya yang kecil. Para sahabat yang melihatnya pun tertawa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apa yang sedang kalian tertawakan?” Para sahabat menjawab, “Kedua betisnya yang kecil, wahai Nabiyullah.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُمَا أَثْقَلُ فِي الْمِيْزَانِ مِنْ أُحُدٍ

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kedua betisnya itu di mizan nanti lebih berat dari pada gunung uhud.” (HR. Ahmad 3991 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Ketiga, yang akan ditimbang kelak di hari kiamat adalah buku catatan amal.

Diantara dalil yang mendukung pendapat ini adalah hadis dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sungguh Allah akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat dimana ketika itu dibentangkan 99 gulungan catatan (dosa) miliknya. Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang.

Kemudian Allah berfirman, ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiayamu?,’

Dia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku,’

Allah bertanya: ‘Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?,’

Dia menjawab: ‘Tidak Wahai Rabbku.’

Allah berfirman: “Bahkan sesungguhnya engkau memiliki satu kebaikan di sisi-Ku dan sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya sedikitpun. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Lalu Allah berfirman: ‘Hadirkan timbanganmu.’

Dia berkata: ‘Wahai Rabbku, apalah artinya kartu ini dibandingkan seluruh gulungan (dosa) itu?,’

Allah berfirman: ‘Sungguh kamu tidak akan didzalimi.’

Kemudian diletakkanlah gulungan-gulungan tersebut pada satu daun timbangan dan kartu itu pada daun timbangan yang lain. Maka gulungan-gulungan (dosa) tersebut terangkat dan kartu (laa ilaaha illallah) lebih berat. Demikianlah tidak ada satu pun yang lebih berat dari sesuatu yang padanya terdapat Nama Allah.” (HR. Turmudzi 2639, Ibnu Majah 4300 dan dishahihkan al-Albani)

Pendapat ketiga ini dinilai lebih kuat oleh al-Qurthubi. Dalam tafsirnya beliau menegaskan,

والصحيح أن الموازين تثقل بالكتب التي فيها الأعمال مكتوبة، وبها تخف

Yang benar, berat dan ringannya timbangan itu tergantung pada kitab yang di sana ada catatan amal. (Tafsir al-Qurthubi, 7/165).

Dan ini juga pendapat mayoritas ahli tafsir, dan dinilai lebih kuat oleh al-Qadhi as-Safarini, Ibnu Abdil Bar dan yang lainnya. (al-Qiyamah al-Kubro, Dr. Sulaiman al-Asyqar, hlm. 251).

Kesimpulan:

Ketiga pendapat ini tidak bertentangan. Karena itu, yang lebih tepat, semua pendapat bisa dinilai benar. Mengingat, semuanya dalil yang shahih, sehingga bisa dikompromikan. Ini kesimpulan Imam Ibnu Katsir. Beliau mengatakan,

وقد يمكن الجمع بين هذه الآثار بأن يكون ذلك كله صحيحًا فتارة توزن الأعمال، وتارة توزن محالها، وتارة يوزن فاعلها والله أعلم

Mungkin untuk dikompromikan dari semua riwayat yang ada, bahwa semuanya shahih. Dimana terkadang yang ditimbang terkadang amalnya, terkadang tempat catatan amal, dan terkadang pelaku amal. Allahu a’lam.

(Tafsir Ibnu Katsir, 3/390).

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/30817-ternyata-3-ini-yang-ditimbang-di-hari-kiamat.html